Understanding the Spectrum – Translation in Indonesian

Translation by Chyntia Poedjokerto

Language can be confusing for me.

Bahasa adalah sesuatu hal yang selalu membingungkan saya.

It takes me longer than the average person to process conversations.

Oleh sebab itu, saya sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama di bandingkan orang lain untuk memproses sebuah percakapan.

And although I am good at making conversation, it can take me longer than normal to respond.

Meskipun saya terlihat dapat melakukan percakapan dengan baik, saya membutuhkan waktu untuk dapat memberikan respon yang sesuai.

But neurotypical people find language confusing too. And it can lead to some people misperceiving who I am.

Orang pada umumnya (neurotipikal) melihat bahasa adalah hal membingungkan juga. Melihat respon yang saya berikan, orang seringkali memiliki persepsi yang salah tentang saya.

That is why I would like to explain what is meant by “spectrum” when we talk about the “autistic spectrum.”

Oleh sebab itu, saya ingin memberikan penjelasan apa yang di maksud dengan “spektrum” pada saat kita berbicara tentang “spektrum autisme.”

Sometimes when people think of this word, they think of the autism spectrum as being like this:

Pada umumnya, jika menggunakan kata kata untuk menjelaskan, orang akan berpikir spektrum autisme seperti ini:

Tidak Autis Autis Berat

A very linear looking “spectrum”, which gives the impression that people range from being “ a little austistic” to “very autistic”

Cara pandang yang sangat linier dalam melihat spektrum autism, membuat spektrum autisme terkategorikan dalam kategori tidak autis, autis ringan sampai dengan autis berat

Hm. How can you be “ a little autistic?”

Hmmh… Bagaimana seseorang dapat dikatakan “autis ringan?”

It’s that vague language that I always find confusing.

Penempatan kategori yang samar tersebut seringkali membuat saya menjadi bingung.

The problem with thinking of the spectrum in this way is that a perception of an autistic person also becomes linear.

Masalah dengan pemahaman yang seperti ini adalah membuat persepsi seseorang terhadap individu dengan spektrum autisme menjadi linier.

You are only a little autistic, Archie

Kamu hanya autis ringan, Archie

Hm, I still don’t understand , can you be less vague?

Hm, Saya tidak paham, apakah kamu dapat memperjelas?

You’re able to have a normal conversation with me and act pretty normal. You are not severely autistic.

Percakapan dan tingkah lakumu cukup normal, artinya kamu bukan autis berat.

… And so you see, if someone thinks you’re on a “low end” of this spectrum, this often happens:

… Lihatlah! Jika seseorang melihat kamu dengan kategori autis ringan, ini yang sering terjadi:

Archie you can handle all of this just fine, you are not that autistic.

Archie, kamu seharusnya dapat mengatasi hal ini dengan baik, kamu tidak terlalu autistik.

New Situations : Situasi Baru

Smart : Pintar

Tight clothing : Baju yang tidak nyaman

Don’t stim : Tidak stiming

Be more organized : Lebih terorganisir

Don’t fidget : Tidak terus bergerak dan gelisah

Too much noise : Terlalu banyak suara

Loads of conversations : Percakapan yang terus menerus

All at once : semua datang serentak

Lack of Routine : kurangnya rutinitas

Act like everyone : Bersikaplah seperti yang lain

10 x more : 10 kali lebih

Harder : Usaha donk

And look normal : Berlakulah normal

Doing it other wise people get angry : Lakukan agar orang tidak menjadi marah

Wow you’re being so over dramatic, get over it.

Wow, jangan berlebihan.

And if you’re seen as being on the high of this spectrum,

Dan jika kamu berlaku seperti ini,

It can lead to some people labelling you as being incapable of doing anything at all
.

Orang bisa melabel kamu seperti orang yang tidak mampu melakukan apapun.

Woah, you are more autistic than I thought.

Wah, kamu lebih autis dari yang saya duga.

I am gonna re-label you on this spectrum.. since you’re very autistic I don’t think you should have a job, just to be safe, you know?

Supaya aman, saya akan merubah kategori label kamu ke kondisi autis yang lebih berat sehingga kamu tidak harus melakukan tugas itu.

The truth is though, someone who is neurodiverse in some areas of their brain, will also be no different to average person in other areas of their brain.

Faktanya adalah, seseorang yang memiliki keragaman syaraf otak dalam memproses informasi di area tertentu (neurodiverse), tidak memiliki perbedaan dengan orang pada umumnya di area nya yang lain.

Language : Bahasa

Motor Skills : Ketrampilan Motor

Perception : Persepsi

Executive Function : Fungsi Eksekutif (Executive Function)

Sensory : Sensori

You see, the autistic spectrum looks something more like this.

Jika di gambarkan, spektrum autisme lebih terlihat seperti ini.

The spectrum consists of many different “traits”, or ways in which the brain process information.

Spektrum ini terdiri dari beragam sifat dan cara dalam memproses and menafsirkan informasi.

Some traits create difficulties in every day life. (hence being diagnosed)

Beberapa sifat ini dapat memunculkan tantangan yang berpengaruh pada kehidupan harian

But also many traits are useful in every day life.

Akan tetapi banyak juga sifat yang memberikan manfaat untuk menunjang kehidupan sehari hari.

Language : Bahasa

Motor Skills : Ketrampilan Motor

Perception : Persepsi

Executive Function : Fungsi Eksekutif (Executive Function)

Sensory : Sensori

Each person with autism will have a set of traits all in different areas of the spectrum. The areas where they don’t have a trait will function no differently to a neurotypical brain, but may be affected by circumstances. In example, I am good at making conversation (language). But I get sensory overload in loud and crowded spaces, which then makes conversation very hard for me.

Setiap penyandang autisme memiliki kumpulan sifat dan karakteristik yang berbeda di setiap area spektrumnya. Ada beberapa area yang dapat di lakukan sama seperti orang lainnya, akan tetapi di situasi tertentu bisa terdampak. Contohnya, saya dapat dengan baik menggunakan bahasa dalam sebuah percakapan. Akan tetapi jika sensori saya terstimulasi secara berlebihan (di tempat yang ramai), situasi itu dapat melumpuhkan kemampuan saya berkomunikasi.

And so, another autistic person might be very happy in loud crowds , but find conversation hard in general.

Di lain hal, seorang penyandang autis bisa terlihat sangat menikmati suasana yang ramai, akan tetapi secara umum mengalami kesulitan dalam percakapan.

You could say I am just a real “party animal.”

Saya di kenal sebagai individu yang “menyukai keramaian.”

You can see with this spectrum than, that not every autistic person has “savant skills” or that someone who can’t communicate verbally might still understand what you are saying, but just need a different way to communicate, such as sign language.

Keunikan dari spektrum ini tidak membuat kita dapat secara langsung mengatakan bahwa setiap penyandang autis akan selalu memiliki kemampuan istimewa. Atau memastikan bahwa penyandang autis yang tidak mampu berkomunikasi secara verbal akan memahami apa yang kita katakan. Mereka hanya membutuhkan cara lain untuk berkomunikasi, seperti penggunaan bahasa tubuh, dll.

It shows how not every autistic person acts the same way, and we are all capable of varying strength and weaknesses.

Perlu diketahui bahwa tidak semua penyandang autisme memiliki karakteristik maupun perilaku yang sama, akan tetapi semua penyandang autis memiliki kemampuan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang berbeda beda.

Sometimes, if someone is diagnosed as being “on the spectrum” and informs another person of this, it’s so that they can get some understanding and respect for the things they are unable to do. But, it is also so that they can cooperate with the world around them – so that they can be the best In the things they can do.

Jika seseorang dengan spektrum autisme memberitahukan kondisinya dengan orang lain artinya, ia sedang mengedukasi orang sekelilingnya untuk memahami apa yang terjadi dan berharap semua orang dapat menghormati apa saja yang menjadi kendala dan batasan mereka. Dengan demikian mereka dapat memiliki pemahaman yang baik tentang dunia ini dan melakukan yang terbaik untuk mencapai potensinya.

I hope that in the future, people will better understand the term “spectrum” and continue to respect the differences and similarities we all share in how we experience the world.

Saya berharap kedepannya, orang dapat lebih memahami spektrum ini dengan lebih baik dan peka dalam menghargai perbedaan agar kita dapat hidup berdampingan untuk bersama sama menikmati dunia ini.

0 replies on “Understanding the Spectrum – Translation in Indonesian”